Apa Itu Penetran Test

Penetrant Test adalah jenis pengujian tidak merusak atau non destructive test (NDT) yang bertujuan memeriksa permukaan material terdapat cacat las atau tidak. Dalam pengujian ini didasarkan dari prinsip kapilaritas, yaitu masuk serta keluarnya cairan penetrant ke dalam diskontinuitas dan dari kontinuitas ke permukaan.

Metode ini sangat efektif untuk menemukan retak, porositas, dan kebocoran pada berbagai jenis material, termasuk logam, plastik, dan keramik.

Liquid Penetrant Testing adalah metode inspeksi yang mengandalkan penetrasi cairan berwarna atau berpendar di bawah sinar ultraviolet (UV) ke dalam cacat permukaan yang terbuka. Proses ini melibatkan penerapan penetrant, penghapusan penetrant berlebih, penerapan developer, dan evaluasi indikasi yang terbentuk. Metode ini sangat berguna untuk mendeteksi cacat permukaan yang tidak terlihat oleh inspeksi visual biasa.

Ada beberapa kode dan standar yang mengatur prosedur, kualifikasi personil, dan persyaratan peralatan untuk Liquid Penetrant Testing. Beberapa standar internasional yang umum digunakan antara lain ASTM E165, ISO 3452, dan ASME BPVC Section V. Standar ini memastikan bahwa LPT dilakukan dengan kualitas yang tinggi dan hasil yang dapat diandalkan.

Daftar Isi

Klasifikasi Uji Penetrant

Ada beberapa klasifikasi dalam Penetrant Test, seperti sensitivitas, metode pembersihan, dan metode pengembangan. 

  • Klasifikasi Cairan Penetran Berdasarkan Cara Pembersihannya :
    • Solven Removable System.
      Tipe ini dipakai saat proses precleaning serta saat melakukan pembasuhan liquid penetrant. Untuk aplikasinya solven disemprotkan ke kain bersih kemudian kain dilap pada permukaan material uji, setelah itu lap permukaan material dengan kain kering. Selain dengan metode tersebut Anda juga dapat menyemprotkan atau membanjiri permukaan material dengan solven, untuk jenis liquid penetrant ini larut dalam cairan oli.
    • Water Washable Penetrant System.
      Cairan yang digunakan adalah fluorescent, system ini dapat dikerjakan dengan cepat dan efisien. Namun, untuk pembilasan liquid penetrant harus dilakukan dengan hati hati dan tidak boleh terlalu ditekan karena dapat mengakibatkan cairan habis dari permukaan diskontinuitas dimanah hal tersebut akan berpengaruh terhadap hasil pengujian.
    • Post Emulsifible System.
      Sistem ini cocok untuk mendeteksi jenis retak yang ukurannya sangat kecil, untuk jenis cairan penetrannya yang tidak dapat hilang ketika dibasuh menggunakan air melainkan menggunakan jenis yang dilarutkan dengan oli. Saat aplikasi atau inspeksi terdapat langkah tambahan berupa penambahan emulsifier yang diaplikasikan dan dibiarkan di permukaan benda uji.
  • Klasifikasi Liquid Penetrant berdasarkan Cara Pengamatan :
    • Visible Penetran.
      Warna jenis penetran ini biasanya merah, dengan penampilan yang kontras dengan developer berwarna putih. Saat pengamatan tidak membutuhkan pencahayaan dari sinar ultraviolet, namun cukup dengan cahaya lampu putih dengan kecerahan minimal 100 fc (1000 lux). Oleh karena itu sebelum melakukan pengamatan pastikan sinar diukur dengan lux meter.
    • Fluorescent Penetrant.
      Cairan penetran ini akan berkilau jika disinar menggunakan Ultra Violet. Jenis cairan ini bergantung terhadap kapasitasnya dalam menampilkan diri terhadap sinar UV yang rendah ketika berada di ruangan yang minim cahaya atau gelap.
    • Dual Sensitivity Penetran.
      Pada jenis ini spesimen uji akan mengalami 2 kali proses pengujian yaitu visible dan Fluorescent penetran, dengan 2 kali pengujian ini maka hasil pengamatan akan lebih akurat.

Standar dan Prosedur Penetrant Test

Dalam melaksanakan Penetrant Test  tidak boleh sembarang melakukannya, semua ada standar dan prosedur  yang sudah ditentukan . Untuk Standard dan Code yang digunakan dalam uji penetran adalah ASME Sec V Article 6.

Acceptance Criteria Penetrant Test

Hasil uji cairan penetran ditentukan dari dimensi, jenis indikasi dalam uji ini disebut dengan indikasi relevan atau (relevant indication) dengan ukuran yang lebih dari 1,5 mm. Sedangkan dari segi bentuknya terdapat dua jenis yaitu Linier Indication (Indikasi Memanjang) dan Rounded Indication (indikasi melingkar).

Rounded Indication adalah indikasi yang mempunyai panjang kurang atau sama dengan ukuran lebarnya (L ≤ 3W), sedangkan Linier Indication adalah sebuah indikasi yang mempunyai panjang lebih dari tiga kali lebarnya (L > 3W). Hasil uji penetran dinyatakan ditolak jika dimensinya tidak sesuai dengan syarat keberterimaan yang di atur dalam ASME berikut ini :

  • Ukuran indikasi memanjang lebih dari 1,5 mm (Linier Relevant Indication).
  • Ukuran indikasi melingkar dimensinya lebih dari 5 mm (Rounded Relevant Indication).
  • Indikasi melingkar yang berjumlah 4 atau lebih dan berada dalam satu baris dengan jarak antar indikasi dari tepi ke tepi kurang dari 1,5 mm.

Tahapan penetrant test

Ada beberapa beberapa tahapan dalam Penetrant Test yaitu: 

  • Persiapan Peralatan, bahan dan APD
    • Peralatan ; Stop Watch, Lampu, Lux meter, Penggaris atau Mistar Baja, Thermogun Inframerah.
    • Bahan ; Penetrant, Cleaner atau Remover, Developer, kain & Tisu.
    • Perlengkapan (APD) ; Masker Pernapasan, Kuas, Sarung Tangan dan Kacamata.

  • Metode pekerjaan penetrant Test:
    1. Persiapan Permukaan.
      Permukaan benda uji harus bersih dari berbagai jenis pengotor seperti minyak, karat dan pengotor lainnya dengan lebar dari daerah uji minimal 25 mm. Anda dapat membersihkannya dengan sikat baja, hal ini bertujuan agar tidak mengganggu proses aplikasi penetran dan saat mengamati hasil pengujian.
    2. Pre Cleaning.
      Setelah pembersihan dengan sikat baja, maka selanjutnya adalah pembersihan menggunakan cleaner. Semprotkan langsung cleaner/remover ke permukaan benda uji, setelah itu bersihkan dengan menggunakan kain yang bersih. Biarkan sekitar 1 menit supaya cairan cleaner yang berada di diskontinuitas menguap dan bersih.
    3. Pengaplikasian Liquid Penetrant.
      Saat aplikasi cairan penetran material harus dalam temperature 20-50 derajat celcius. Pengaplikasiannya dapat disemprotkan atau dioleskan dengan kuas secara merata. Setelah itu biarkan cairan masuk, untuk waktunya minimal 5 menit (dwell time).
    4. Pembersihan Sisa Liquid Penetrant di Permukaan.
      Bersihkan cairan penetran yang ada di permukaan dengan kain bersih dan kering, lakukan beberapa kali dan searah. Setelah itu bersihkan lagi menggunakan kain yang dilembabkan dengan cleaner, namun jangan terlalu lembab karena dapat membersihkan cairan yang berada di dalam diskontinuitas.
      Jangan pernah membersihkan cairan penetran dengan menyemprot permukaan secara langsung dengan cleaner. Setelah bersih tunggu minimal selama 1 menit dan maksimalnya selama 10 menit sebelum aplikasi cairan developer.
    5. Aplikasi Cairan Developer.
      Semprotkan developer pada permukaan spesimen uji setelah selesai dibersihkan. Jarak penyemprotan 15-20 cm terhadap permukaan benda. Namun sebelum disemprotkan pastikan Anda sudah mengocoknya agar mixing atau pencampuran developer sempurna.
      Pengamatan dan Inspeksi Indikasi.
      Setelah aplikasi developer selesai langkah selanjutnya adalah pengamatan indikasi yang muncul. Saat mengamati tunggu waktunya minimal 10 menit dan maksimal 30 menit setelah aplikasi developer. Untuk proses ini harus dengan pencahayaan yang intensitasnya minimal 100 fc (1000 Lux), Anda dapat mengukurnya menggunakan lux meter dan pastikan hasilnya dicatat.
      Ukur dan Catat Indikasi yang keluar baik indikasi relevan yang memanjang maupun melingkar. Setelah pengamatan selesai sesuaikan hasilnya dengan syarat keberterimaan pengujian penetran sesuai dengan standar atau code yang digunakan.
    6. Pembersihan Setelah Pengujian.
      Lakukan pembersihan developer dan penetran setelah proses pengujian selesai. Anda dapat menggunakan sikat baja, setelah itu semprot dengan remover agar benar benar bersih spesimen Anda.

Tahapan penetrant test

  • Kelebihan Uji Penetran:
    1. Dapat digunakan untuk semua jenis material logam, plastic, keramik dan gelas.
    2. Tidak merusak spesimen atau produk.
      Pendeteksian cacat tidak terbatas dengan dimensi atau bentuk indikasi.
    3. Murah.

Kekurangan Uji Penetran :

  1. Tidak dapat digunakan untuk material yang berpori dan mempunyai permukaan kasar.
  2. Hanya digunakan untuk menguji permukaan material atau pengelasan.
  3. Hanya dapat mendeteksi indikasi yang sifatnya terbuka.
    Baca juga: Jenis Jenis Pengujian Las beserta Penjelasannya

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Facebook
WhatsApp